"Pengaruh jangka pendek pasti ada, harapan kita setelah beberapa bulan akan kembali normal," tutur Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy saat dihubungi detikOto melalui pesan singkat, Rabu (26/11/2014).
Keyakinan Jonfis itu didasarkan pada konsumen Honda di Indonesia sebagian besar sudah menggunakan BBM non-subsidi dan HPM juga sudah lama merekomendasikan pemakaian BBM non-subsidu kepada konsumennya yang ada di Indonesia.
Seperti yang dilakukan oleh Honda Jakarta Center (HJC) selaku diler utama Honda Jabodetabek yang menggelar acara "Smart with Honda". Acara ini menunjukan teknologi canggih Honda yang didesain untuk menggunakan spesifikasi BBM RON92.
"Semuanya juga sudah tertulis di manual kendaraan agar konsumen selalu menggunakan BBM oktan 92," kata Jonfis.
Dengan adanya program ini dan juga kenaikan BBM subsidi, Jonfis mengharapkan para pengguna mobil khususnya Honda untuk beralih dari BBM subsidi ke BBM non-subsidi.
"Harganya juga sudah tidak jauh (BBM subsidi dan non-sibsidi) dan performa mesin dan keiritan bahan bakar juga akan lebih optimal," tuntas Jonfis.
(ady/ddn)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
26 Nov, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656103/s/40d789af/l/0Loto0Bdetik0N0Cread0C20A140C110C260C10A23210C275930A30C120A70Chonda0Ebbm0Enaik0Epengaruhnya0Ehanya0Ejangka0Ependek/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com