Menurut Asisten General Manager Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Mohammad Masykur, masyarakat akan tetap membutuhkan sepeda motor untuk mobilitasnya. Meski ada regulasi baru itu, masyarakat tetap butuh motor untuk menjangkau transportasi umum.
"Kalau naik angkot dengan BBM naik kan ongkosnya naik. Kalau kosong, ngetem," kata Masykur di Jakarta.
Masykur mengatakan, argumen pemerintah terkait sepeda motor sebagai penyebab kecelakaan harusnya dipelajari terlebih dahulu. "Apakah motor benar-benar sebagai penyebab kecelakaan di jalan protokol itu," katanya.
Tapi di sisi lain, Masykur tidak mempermasalahkan dengan adanya aturan itu. "Ya kita tunggu saja diaplikasikan atau enggak. Kalaupun diaplikasikan, silakan saja. Tapi siapkan transportasi umum dan ruang parkir. Parkir tersedia atau tidak, bisa jadi harga parkirnya malah tinggi," ujarnya.
Terkait parkir ini, Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan berbagai alternatif parkir.
"Kita sedang inventarisir lokasi-lokasi parkir yang ada. Untuk sementara yang sudah bisa digunakanan seperti lapangan parkir IRTI Monas, Gedung Sarinah dan Gedung Carrefour di Jl Gadjah Mada," kata Kadishub DKI M Akbar kepada detikcom, Jumat (14/11/2014). Next
(rgr/ddn)This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
21 Nov, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656103/s/40b15063/l/0Loto0Bdetik0N0Cread0C20A140C110C210C0A9470A30C27550A210C120A80Cini0Ekomentar0Eyamaha0Esoal0Epelarangan0Emotor0Emasuk0Ejalan0Eprotokol/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com